Rabu, 09 November 2011

Tugas Etika Profesi Akuntansi 2


   1.      Berilah contoh penerapan etika dalam dunia bisnis pada era perdagangan bebas saat ini (minimal 5)
a.      pengendalian diri
artinya para pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing – masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dalam bentuk apapun.
contoh : memberikan “uang pelicin“ demi melancarkan tender yang diikutinya.
b.      pengembangan tanggung jawab sosial (social responbility)
pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
contoh : mengadakan secara berkala kerja sama dengan pemerintah memberikan beasiswa bagi anak – anak yang berprestasi namun kurang mampu.
c.      mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang – ambing oleh pesatnya perkembangan tekonologi
bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan tekonologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya transformasi informasi dan teknologi.
contoh : selalu memperbaharui produk yang sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang, bukan berarti “latah” memciptakan produk yang sedang trend.
d.      menciptakan persaingan yang sehat
persiangan dalam dunia bisnis perlu ditingkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya. Harus terdapat jalinan erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.
contoh : perusahaan besar tidak “membanting harga”produknya agar laris manis. Sehingga golongan menengah kehilangan konsumennya.
e.      menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang. Tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
contoh : perusahaan rajin melakukan riset guna menciptakan produk yang up to date.
f.       menghindari 5K (katabelece, kongkalikong, koneksi, kolusi, dan komisi)
jika pelaku bisnis sudah mampu menghidari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.
Contoh : pemimpin perusahaan tidak menerima “negosiasi” dalam bentuk apapun dalam menjalankan suatu proyek.
g.      mampu menyatakan yang benar itu benar
artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
contoh : komitmen perusahaan untuk melakukan etika bisnis yang bersih.
h.      menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar perusahaan lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah benar dan mapan.
contoh : dengan mengadakan sharing dengan pengusaha kecil, memberikan sedikit tips –tips guna membantu pengusaha kecil untuk berkembang.
i.        konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
contoh : perusahaan harus konsisten terhadap perjanian – perjanjian yang telah dibuat dengan pihak lain.
j.       menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
contoh : perusahaan mematuhi setiap butir – butir perjanjian yang dibuatnya bersama pihak lain.
k.     perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa perundang – undangan
hal ini perlu untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha yang lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.
contoh : dalam setiap melakukan kerja sama denga pihak lain setidaknya memberikan batas – batas hukum yang jelas. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

   2.      Sebutkan contoh dari situasi benturan kepentingan dalam dunia bisnis dari 8 katagori yang ada (minimal 5)
a.      Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan, atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
contoh : seorang pegawai yang memberikan informasi yang sifatnya rahasia kepada pesaing perusahaan yang akan merugikan perusahaan, demi keuntungan pribadi.
b.      Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
contoh : menggunakan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi, meeting diluar kota dengan mengajak seluruh keluarga untuk ikut.
c.       Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family), atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
contoh : melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang pemilikinya masih memiliki hubungan darah, dengan tujuan mencari keuntungan pribadi.
d.      Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau kontrol terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga .
contoh : pimpinan memperkerjakan orang yang masih berhubungan darah di perusahaannya di posisi tertentu guna mengontrol perusahaan.
e.       Segala penggunaan pribadi maupun berbagi atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
contoh : memberikan informasi rahasia perusahaannya kepada pesaing perusahaan, demi keuntungan pribadi.
f.       Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi.
contoh : menjual produk perusahaan melebihi harga yang ditetapkan oleh perusahaan, dan selisih dari penjualan tersebut masuk ke kantong pribadi.
g.      Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan.
contoh : menerima “uang pelicin” dari pihak tertentu untuk memenangkannya dalam tender yang diadakan di perusahaan tersebut.
h.      Segala aktivitas yang terkait dengan insider trading atas perusahaan yang telah go public, yang merugikan pihak lain.
contoh : perusahaan melakukan penawaran saham kepada public tanpa ada perizinan dari para pemegang saham, sehingga merugikan para pemegang saham.
   3.      Menurut pendapat saudara seperti apakah bisnis yang beretika dan bermoral ? sebutkan alasannya !
Prinsip jika mau mendapatkan keuntungan besar seringkali orang melanggar etika. Etika tidak mempunyai sanksi yang jelas, selain sanksi moral dan baru terlihat jangka panjang. Melanggar etika belum tentu melanggar hukum atau peraturan makanya etika sering tidak diperhatikan. Bisnis yang tidak memperhatikan etika bisa jadi meraup keuntungan dalam jangka pendek, tapi belum tentu dalam jangka panjang. Bisnis yang tidak dikelola dengan etika yang baik dalam jangka panjang, masyarakat akan memberikan penilaian tentang kesungguhan berbisnis dengan mengindahkan etika. Tidak menghiraukan keluhan konsumen, mutu rendah, menimbun barang, tidak sesuai iklan adalah perilaku bisinis yang tidak beretika. Kebanyakan pelaku bisnis agak sulit memahami hubungan antara bisnis dan etika karna sifatnya yang kontradiktif. Citra perusahaan yang baik dan penting di masa yang akan datang adalah yang akuntable dan memiliki good governance. Prinsip timbal – balik menjadi panduan beretika. Intinya bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain etika bisnis untuk membatasi bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagian dari kita. Walaupun persaingan semakin sengit memang terdistorsinya batas – batas antara yang benar dan salah atau baik dan buruk. Lumrah sekali kita jumpai praktik bisnis yang menembus area abu – abu. Maka untuk menjalankan bisnis yang beretika kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Jangan sampai ketika bisnis semakin berkembang dan menjadi besar, bisnis yang kita jalani semakin tidak mempunyai etika karena si pemilik pun kurang mengerti etika berbisnis. Walaupun bisnis kita kecil dan dianggap kacangan tetap perlu rambu-rambu etika itu diperhatikan. Yang penting harus diingat perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar